Weakpoint adalah titik lemah pada sebuah toolstring, kegunaannya adalah untuk memutuskan toolstring dari kabel yang membawanya masuk kedalam sumur. Mengapa toolstring perlu diputuskan dari kabel? Karena dalam kondisi tertentu (e.g Deviasi di sumur tinggi) tidak memungkinkan untuk pull out off hole a.k.a toolstring terjepit. Sehingga satu-satunya cara yang bisa kita lakukan adalah menyelamatkan kabel dan meninggalkan toolstring didalam sumur. Sehingga diperlukan adanya weakpoint. Berikut ini adalah kondisi-kondisi yang diperlukan untuk pergantian weakpoint:
- Apabila telah ditarik lebih dari 75% dari LWPR-nya. (LWPR: Lower Weak Point Rating)
- Sudah terexposed to temperature yang lebih tinggi dari temperature ratingnya.
- Sudah terexposed oleh kondisi freezing di head with no grease on HGT (Hi Grease Tube)
- Marginally longer than a normal weakpoint. Artinya adalah weakpoint tersebut telah mengalami yield disebabkakn oleh tarikan / shock load dan bisa fail (putus) kapanpun.
- Jika sudah bengkok, meskipun sedikit.
- Apabila head history/weakpoint history tidak diketahui.
- Jika ada tanda-tanda korosi (pitting, blackened area) setelah dicuci.
- Apabila tidak ada gejala-gejala seperti disebut diatas maka pergantian weakpoint perlu dilakukan secara bulanan untuk mengurangi kemungkinan korosi.
- Local environment mungkin juga membutuhkan pergantian weakpoint yang sering, tergantung pada kondisi sumur.Maka dari itu, semua weakpoint yang terexposed high-chloride membutuhkan ergantian weakpoint setiap selesai job. Adapun any-nonrated H2S weakpoint inadvertently (secara tidak sengaja) exposed to H2S membutuhkan pergantian dengan segera. (Currently, MP35N flexible weak point yang merupakan H2S WP)
Informasi yang lain yang perlu diketahui adalah ukuran panjang kabel.
Perlu diketahui bahwa kabel yang kita gunakan disini beragam macamnya, disini saya akan membahas tentang perbedaan kabel dengan OD 0.23; 0.25; 0.32 inch.
Dalam pengukuran panjang kabel yang terdapat di drum, bisa dilakukan denan cara mengukur resistansi kabel lalu dibagi dengan 1000 ft. Berikut nilai resistansi masing-masing kabel untuk operasional Wireline Cased Hole:
Informasi lainnya yang perlu diketahui adalah bagaimana cara mengetahui ciri-ciri kabel stuck dikarenakan stranded armor. Beberapa ciri-cirinya antara lain sebagai berikut:
Block manifold Status.
Pengukuran lain yang perlu dilakukan adalah mengukur resistansi dan voltase toolstring yang akan digunakan pada sebuah job, antara lain:
Perlu diketahui bahwa kabel yang kita gunakan disini beragam macamnya, disini saya akan membahas tentang perbedaan kabel dengan OD 0.23; 0.25; 0.32 inch.
Dalam pengukuran panjang kabel yang terdapat di drum, bisa dilakukan denan cara mengukur resistansi kabel lalu dibagi dengan 1000 ft. Berikut nilai resistansi masing-masing kabel untuk operasional Wireline Cased Hole:
- 0.25 ZA/ZT = 10.4 ohm / kft
- 0.23 = 7.1 ohm / kft
- 2.23 (Coax Cable)= 10.23 ohm/kft
- 0.32 = resistansi nya harus rendah (3 ohm / kft)
Cara menghitung panjang cable dengan resistansi adalah dengan menggunakan multimeter. Lead positive dan negative dihubungkan ke core dan body cable yang ada di dalam cable collector. Setelah didapatkan besar resistansinya, lalu kalikan dengan angka yang sesuai dengan jenis kabel tersebut, sehingga didapatkan panjang kabel dalam satuan ft.
Informasi lainnya yang perlu diketahui adalah bagaimana cara mengetahui ciri-ciri kabel stuck dikarenakan stranded armor. Beberapa ciri-cirinya antara lain sebagai berikut:
- Tension up-down memiliki fluktuasi yang cepat
- injeksi grease makin banyak (pemompaannya) dikarenakan loss grease seal.
- Sheave wheel naik-turun dengan begitu cepat.
Step-step yang harus dilakukan apabila mengalami hal tersebut adalah:
- Stop the winch
- Diskusikan dengan crew dan Client bahwa kita akan melakukan prosedur stranded armor.
- Siapkan peralatan-peralatan yang diperlukan seperti cable clamp, cable cutter, etc.
- Tutup BOP dan tutup stuffing box, jika konfigurasi BOP adalah triple ram, maka ram yang paling atas dulu yang ditutup.lalu injeksikan grease sebesar 1.2 SIWHP. Apabila ternyata ram pertama rusak, tutuplah ram ke 2 dan perbaiki ram 1 tadi.
- Kendalikan blok manifold. Pasang pressure gauge di BOP, valve A dalam posisi terbuka.
- Close BOP rams hydraulically dan manually (to make sure), injeksi grease
- Konfigurasi dari blok manifold yang harus selalu dibuka adalah valve D (karena valve ini digunakan untuk penginjeksian grease).
- Valve lain yang harus ditutup adalah valve B, C, E dan F. Gambar dibawah ini menunjukkan gambar konfigurasi block manifold yang harus di operasikan.
Block manifold Status.
Pengukuran lain yang perlu dilakukan adalah mengukur resistansi dan voltase toolstring yang akan digunakan pada sebuah job, antara lain:
- CCL. Resistan yang harus terbaca saat ukur CCL:
LH pin ke housing = 16-22.8 MOhm (ada zener diode). Dioda Zener adalah diode yang memiliki karakteristik menyalurkan arus listrik mengalir ke arah yang berlawanan jika tegangan yang diberikan melampaui batas "tegangan tembus" atau "tegangan Zener"
UH pin ke housing = 3.6 KOhm
PCCL-N. Check coil resistance at 20 degC [68 degF]: it must be within the range 3,600–4,000 Ω.
Diode PCCL-N. Meter reading should be within the range of 6 V to 8.5 V.
PCCL-L. Do a resistance check between the upper contact spring and ground spring with a multimeter. Make sure that the value is read between 3150 Ohms and 4050 Ohm.
Diode PCCL-L. Meter reading should be within the range of 6 V to 8.5 V.
CAL-B. Measure the resistance between the upper head contact spring. The value must be between 10 kΩ and 14 kΩ.
Diode CAL-B. Meter reading should be within the range of 6 V to 8.5 V.
PROSEDUR UKUR DIODE. Using procedures included in the Digital Safety Multi-Meter (T6005200), the diodes should read between 6 V and 7.9 V in both polarities. dari Upper spring ke Lower spring = 6-8.5 Volt. Tiap spring membacanya 6-7.9 V. - Voltage dari grounding wire ke grounding wire = < 1 V.
- UPCT.
UH pin ke Housing = > 1 MOhm.
LH pin keHousing = 30KOhm +/- 1
Jenis-jenis detonator yang dipakai untuk pekerjaan perforasi: Konvensional Detonator dan Secure2 Detonator.
Sebelum di-arming dengan kabel di gun, ada baiknya detonator tersebut diukur kapasitansi, voltage, ataupun resistannya.
Konvensional deto = 50-60 Ohm, untuk bisa send current 200 Volt.
Secure2 deto = Kapasitansinya 85-115nF, untuk send current sebesar 250-400 Volt.
Jika ada hal yang perlu ditanyakan, tolong tinggalkan komentar dbawah ini.
Regards,
Author.
Comments