Kamus
Astronomi
Aberasi kromatis: cacat pada lensa yang mengakibatkan
berkas cahaya untuk panjang gelombang yang berbeda dibiaskan dengan sudut yang
berbeda. Cacat ini dapat diatasi dengan memberikan lensa tambahan.
Aberasi sferis:
cacat pada cermin berbentuk kulit bola yang mengakibatkan perbedaan sudut
pantul antara berkas cahaya yang jatuh di titik yang dekat dari sumbu cermin
dengan berkas cahaya yang jatuh di titik yang jauh dari sumbu cermin (misalnya
di tepi cermin).
Albedo:
perbandingan antara intensitas cahaya yang diterima dari Matahari dengan yang
dipantulkan oleh permukaan planet. Bulan memiliki albedo 0,113 dan Bumi 0,367.
Almanak:
katalog yang berisikan jadwal fenomena benda langit seperti kapan Matahari,
Bulan, dan planet-planet terbit dan terbenam.
Altitud:
salah satu besaran dalam sistem koordinat alt-azimuth. Artinya adalah
ketinggian sebuah benda langit yang dihitung dari horison ke arah kutub-kutub
langit. Nilainya dari -90° hingga 90°.
Apfokus:
jarak terjauh sebuah benda terhadap titik fokus elips orbitnya. Misalnya, jarak
terjauh Bumi dari Matahari disebut dengan aphelion. Dalam sistem Bulan – Bumi,
namanya apogee. Dalam sistem bintang ganda, namanya apastron. Bumi berada di
aphelion saat bulan Juli.
Asensiorekta:
salah satu besaran dalam koordinat ekuatorial yang mendefinisikan jarak antara
titik gamma dengan titik potong proyeksi benda langit dari kutub ke ekuator
langit. Asensiorekta dihitung sepanjang ekuator langit dari 0 – 24 jam.
Asteroid:
benda kecil di tata surya, yang sangat banyak terdapat di antara orbit Mars dan
Jupiter. Selain itu, ada juga NEA, Near Earth Asteroid atau asteroid di dekat
Bumi.
Astrometri:
cabang ilmu dalam astronomi yang mempelajari penentuan posisi objek langit.
Contohnya penentuan orbit bintang ganda, asteroid, dan gerak diri bintang.
Astrofisika:
cabang ilmu dalam astronomi yang mempelajari proses fisika yang terjadi di
dalam objek langit. Seperti reaksi nuklir di dalam inti bintang dan proses
hantaran energi dari inti bintang hingga ke atmosfernya.
Aurora:
cahaya yang timbul di lapisan ionosfer akibat interaksi antara partikel bermuatan
yang berasal dari angin Matahari dengan medan magnet planet. Di Bumi, aurora
ada 2 macam, yaitu aurora Borealis (terlihat dari Bumi belahan utara) dan
aurora Australis (terlihat dari Bumi belahan selatan).
Benda Hitam (Black Body): benda hipotetis yang menyerap semua
energi yang diterimanya. Benda ini dapat didekati dengan membuat eksperimen
berikut: sebuah benda berongga yang diberi lubang kecil dipanaskan. Apabila
kita amati lubang yang ada di benda tersebut maka sifat pancaran energinya
mendekati sifat benda hitam.
Bintang:
benda langit yang menghasilkan dan memancarkan energi/cahayanya sendiri.
Bolide:
bola api yang mengeluarkan suara bergemuruh, yang timbul ketika meteor melintas
di udara.
Bulge:
bagian pusat dari sebuah galaksi spiral yang menonjol, berbentuk spheroid yang
ukuran tiga sumbunya berbeda.
Centaurus:
rasi berbentuk setengah manusia dan setengah kuda yang berada di belahan langit
selatan. Rasi ini berada sangat dekat dengan rasi Crux. Dua kakinya, dua
bintang paling terang di rasi ini yaitu bintang Alfa dan Beta Centauri,
menunjuk rasi Crux di sebelah baratnya.
Crux:
rasi berbentuk salib/layang-layang yang berada di belahan langit selatan. Rasi
ini menjadi salah satu penunjuk arah selatan yang cukup akurat. Rasi ini dapat
diamati setelah Matahari terbenam pada bulan Maret hingga September.
Deklinasi:
salah satu besaran dalam koordinat ekuatorial yang mendefinisikan jarak antara
ekuator langit ke benda langit. Nilainya adalah dari -90° hingga 90°.
Ekuator langit:
garis imajiner yang membagi langit menjadi dua bagian sama besar, yaitu belahan
langit utara dan selatan. Garis ini merupakan perluasan dari garis
ekuator/khatulistiwa hingga memotong bola langit.
Ekliptika:
bidang orbit Bumi mengelilingi Matahari. Bidang ini membentuk sudut sebesar
23,5° dengan ekuator langit. Dapat juga dikatakan sebagai lintasan semu
Matahari selama satu tahun di langit.
Elongasi:
sudut yang dibentuk antara Matahari, Bumi, dan planet.
Fluks bintang:
jumlah energi yang dipancarkan satu satuan luas permukaan bintang ke segala
arah.
Fotosfer:
bagian dari Matahari yang memancarkan cahaya.
G
Galaksi:
kumpulan terbesar bintang-bintang di alam semesta. Memiliki bentuk dan ukuran
yang bermacam-macam, seperti spiral, elips, dan tak beraturan. Galaksi Bimasakti
(Milky Way Galaxy) berbentuk spiral.
Gerhana:
peristiwa tertutupnya sebuah objek karena adanya objek yang melintas di
depannya. Kedua objek yang terlibat dalam gerhana ini memiliki ukuran yang
hampir sama jika diamati dari Bumi. Contohnya gerhana Matahari dan gerhana
Bulan.
Grup Lokal (Local Group): kelompok kecil galaksi di sekitar
Galaksi Bimasakti. Beranggotakan sekitar 30 galaksi, kelompok galaksi ini hanya
beranggotakan sedikit galaksi yang berukuran besar, di antaranya adalah
Bimasakti, Andromeda, Awan Magellan Besar, dan Awan Magellan Kecil.
Gugus bintang (star cluster): sekelompok bintang-bintang yang
berdekatan karena dilahirkan pada daerah yang sama. Terdapat dua jenis gugus
bintang, yaitu gugus terbuka dan gugus bola.
Gugus terbuka/galaktik (open cluster ): gugus bintang dengan bintang anggota
berjumlah kurang dari 100 bintang. Ruang antar bintang terlihat renggang
Gugus bola (globular cluster): gugus bintang dengan bintang anggota
berjumlah hingga jutaan bintang. Ruang antar bintang terlihat rapat.
Halo galaksi:
komponen terbesar dari sebuah galaksi spiral. Diperkirakan bahkan membentang
lebih jauh dari batas terjauh piringan yang bisa dilihat.
Horison:
garis khayal yang membatasi wilayah langit yang dapat diamati dengan permukaan
Bumi yang dipijak pengamat. Di laut yang luas, horison mempertemukan laut
dengan langit.
I
Inklinasi:
sudut yang terbentuk akibat dua bidang yang tidak terletak berhimpit tetapi
berpotongan. Inklinasi ekliptika dengan ekuator langit adalah 23,5°, inklinasi
orbit Bulan dengan ekliptika adalah 5° .
Jupiter:
nama salah satu planet di tata surya kita.
Katai putih:
salah satu tahapan akhir dari evolusi bintang yang terjadi ketika bintang
menghembuskan selubungnya setelah menjadi planetary nebula dan hanya menyisakan
bagian intinya saja. Matahari diyakini akan menjadi sebuah bintang katai putih.
Komet:
benda kecil di tata surya yang terlihat memiliki ekor ketika melintas di dekat
Matahari. Karena orbitnya yang sangat eksentrik, komet lebih sering diamati
ketika berada di dekat Matahari saja. Contoh: komet Halley yang mendekati
Matahari setiap 76 tahun sekali.
Konjungsi:
konfigurasi yang terbentuk ketika planet – Matahari – Bumi berada pada satu
garis lurus. Untuk planet dalam, formasi seperti itu disebut dengan konjungsi
superior. Sedangkan konfigurasi Matahari – planet – Bumi disebut konjungsi
inferior. Sudut elongasi planet saat konjungsi adalah 0° .
Konstelasi:
rasi.
Kuadratur (timur dan barat): konfigurasi yang terbentuk ketika
elongasi planet luar adalah 90° .
Leonid:
salah satu nama hujan meteor yang terkenal karena jumlah meteornya sangat
banyak dan spektakuler. Diambil dari nama rasi Leo yang menjadi titik
radian/titik tempat meteor-meteor yang terjadi “berasal.”
Luminositas:
jumlah energi per detik yang dipancarkan seluruh permukaan bintang ke segala
arah. Besarnya bergantung pada kuadrat jejari bintang dan pangkat empat
temperaturnya.
Magnitudo:
satuan yang digunakan untuk menyatakan kecerlangan suatu bintang/benda langit.
Meridian:
garis khayal yang menghubungkan kutub utara langit dan kutub selatan langit dan
memisahkan belahan langit sebelah timur dengan langit barat. Peristiwa saat
objek langit melintasi meridian dari timur ke barat disebut juga transit.
Messier:
nama katalog untuk 110 benda-benda langit yang menarik, berisi nebula, gugus
bintang, dan galaksi. Nama Messier diambil dari nama penemunya, Charles Messier
(1730-1817) seorang astronom Prancis.
Meteor:
kilatan cahaya di langit yang diakibatkan oleh masuknya benda asing ke Bumi.
Benda tersebut akan bergesekan dengan partikel di atmosfer Bumi sehingga
memanas dan memijar. Benda ini bisa saja habis terbakar atau terus melaju
hingga menumbuk permukaan Bumi.
Meteorit:
meteor yang tidak habis terbakar di atmosfer dan menumbuk permukaan Bumi.
Meteoroid:
benda yang ukurannya lebih kecil dari asteroid dan lebih besar dari atom yang
terdapat di ruang angkasa dan menjadi benda yang menimbulkan meteor.
Nebula:
sekumpulan gas dan debu yang memiliki kerapatan rendah. Dapat merupakan materi
pembentuk bintang atau sebaliknya, merupakan sisa ledakan bintang (supernova).
(Bintang) Neutron: sisa supernova (hasil ledakan
bintang bermassa besar) yang membentuk bintang yang sedemikian padat sehingga
hanya berisikan neutron saja.
Okultasi:
peristiwa tertutupnya sebuah benda langit oleh benda langit lainnya yang lebih
besar. Contohnya okultasi bintang oleh Bulan atau planet oleh Bulan.
Oposisi:
konfigurasi yang terbentuk ketika Matahari – Bumi – planet berada pada satu
garis lurus. Sudut elongasi planet saat oposisi adalah 180° .
Orion:
rasi yang digambarkan sebagai sosok pemburu. Sangat terkenal dengan tiga sabuk
berjejer yang disebut sabuk Orion. Rasi ini dapat diamati setelah Matahari
terbenam pada bulan Desember hingga Mei.
Parsek (parsec, pc): jarak objek yang memiliki paralaks
sebesar 1 detik busur, yaitu sebesar 206265 SA atau 3.26 tahun cahaya.
Perifokus:
jarak terdekat dari titik fokus untuk orbit elips. Apabila Matahari yang berada
di titik fokus disebut dengan perihelion, bila bintang yang di titik fokus
sebutannya adalah periastron. Bumi berada di titik perihelion pada bulan
Januari
Polusi Cahaya:
polusi karena cahaya buatan manusia justru membuat langit malam menjadi terang.
Hal ini sangat mengganggu pengamatan astronomi karena informasi dari langit
datang dalam bentuk cahaya, sehingga jika lingkungan sekitar terlalu terang
oleh cahaya lampu penduduk/jalan maka benda langit akan semakin sulit dilihat.
Phobos:
salah satu satelit/bulan milik planet Mars.
Planetary Nebula: bentuk lanjutan evolusi bintang
bermassa kecil setelah tahap raksasa merah. Bintang akan melontarkan
selubungnya dan hanya menyisakan inti bintang menjadi katai putih. Matahari
nanti akan menjadi seperti ini.
Pluto:
nama benda di tata surya yang sempat digolongkan sebagai planet sebelum tahun
2006. Karena bentuk orbitnya, Pluto bisa menjadi lebih jauh daripada Neptunus
atau lebih dekat.
Pulsar:
pulsating radio source. Sumber pemancar energi radio yang pancarannya
berubah-ubah secara periodik. Asalnya adalah bintang neutron yang
berputar/rotasi dengan cepat.
Quasar:
quasi stellar object. Objek yang tampak seperti bintang (sumber cahaya titik)
namun berjarak sangat jauh dan mengindikasikan bahwa objek ini berada di luar
Galaksi. Diketahui sebagai galaksi yang memiliki bagian inti yang aktif (Active
Galactic Nuclei).
Rasi:
kumpulan bintang yang tampak berdekatan di langit dan membentuk benda khayal
bila dibuat garis yang menghubungkan bintang-bintangnya.
Reflektor:
jenis teleskop yang menggunakan cermin dalam sistem optiknya.
Refraktor:
jenis teleskop yang menggunakan lensa dalam sistem optiknya.
Revolusi:
gerak benda langit mengitari pusat massa sistemnya. Misalnya gerak
planet-planet di tata surya mengelilingi Matahari, gerak Bulan mengelilingi
Bumi, dan gerak
Rotasi:
gerak benda langit berputar pada porosnya.
Retrograde
: gerak balik
Sabuk Van Allen: daerah di ruang angkasa dekat Bumi
yang berbentuk donat yang berisikan partikel bermuatan
Satuan Astronomi, SA (Astronomy Unit, AU): jarak rata-rata
Bumi – Matahari, sebesar 149.6 juta km, atau disederhanakan menjadi 150 juta
km. Penggunaan jarak ini terbatas pada lingkup tata surya.
Supernova:
peristiwa meledaknya bintang, yang menjadi tahapan akhir evolusi bintang
bermassa besar.
Tahun Cahaya (light year, ly): jarak yang ditempuh cahaya dalam waktu
1 tahun. Kalikan kecepatan tempuh cahaya (300.000 km/dt) dengan jumlah detik
dalam setahun. Hasilnya adalah 946 x 10^14 km atau 6324 AU. Jarak Matahari –
Bumi adalah 8 menit cahaya.
Tata surya:
sistem banyak benda yang bercirikan adanya sebuah benda dominan berupa bintang
yang dikelilingi benda-benda lainnya yang lebih kecil. Hingga kini telah banyak
ditemukan sistem tata surya di bintang lain, selain tata surya yang kita
tinggali (Matahari dan 8 planetnya).
Teleskop:
piranti optik astronomi yang membantu mata untuk mengamati benda-benda langit
yang redup. Sistem kerja utamanya adalah mengumpulkan cahaya.
Transit:
peristiwa melintasnya sebuah benda langit di meridian (disebut juga kulminasi
atas). Arti lainnya adalah peristiwa melintasnya planet Merkurius atau Venus di
depan piringan Matahari ketika diamati dari Bumi.
Trojan:
kelompok asteroid yang berada di lintasan/orbit Jupiter, berjarak sudut 60° di
depan dan belakang Jupiter. Dengan demikian, asteroid ini mengorbit Matahari
bersama-sama Jupiter dan tidak akan pernah menumbuk Jupiter.
Ultraungu:
suatu daerah energi dengan panjang gelombang yang pendek dan energi tinggi.
Vernal equinox:
suatu waktu di kala Matahari berada tepat di titik perpotongan antara ekliptika
dengan ekuator, sehingga pada saat itu panjang siang dan malam di Bumi di semua
tempat adalah sama. Terjadi pada tanggal 21 Maret. Bisa disebut juga sebagai
equinox awal.
W-Virginis:
nama bintang variabel yang terletak di rasi Virgo
X-ray: sinar
X. Pancaran elektromagnetik dengan energi tinggi.
Yerkes:
nama sistem klasifikasi bintang berdasarkan luminositas.
Zenith:
titik di langit yang berada tepat di atas kepala. Lawannya adalah Nadir.
Zodiak:
kelompok rasi yang dilewati ekliptika (Matahari) sepanjang tahun. Ada 12 rasi
dalam zodiak yang dikaitkan dengan astrologi.
1 menit = 60 s
1 jam = 3600 s
I hari = 86400 s
1 minggu = 604800 s
1 bulan = 2419200 s
1 tahun = 29030400 s
1 second cahaya = 300.000km
1 minutes cahaya = 18 juta km
1 jam cahaya = 108 juta km
1 hari cahaya = 2592 juta km
1 tahun cahaya = 946080 juta km
Hipotesis Nebula
Hipotesis nebula pertama kali dikemukakan
oleh Emanuel Swedenberg (1688-1772)[1] tahun 1734 dan disempurnakan
oleh Immanuel
Kant (1724-1804) pada tahun 1775. Hipotesis serupa
juga dikembangkan oleh Pierre Marquis de Laplace[2] secara
independen pada tahun 1796.
Hipotesis ini, yang lebih dikenal dengan Hipotesis Nebula Kant-Laplace,
menyebutkan bahwa pada tahap awal, Tata Surya masih berupa kabut raksasa. Kabut
ini terbentuk dari debu,
es, dan gas yang disebut nebula, dan unsur
gas yang sebagian besar hidrogen. Gaya gravitasi yang dimilikinya menyebabkan kabut
itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu, suhu kabut memanas, dan
akhirnya menjadi bintang raksasa (matahari). Matahari raksasa terus menyusut
dan berputar semakin cepat, dan cincin-cincin gas dan es terlontar ke
sekeliling Matahari. Akibat gaya gravitasi, gas-gas tersebut memadat seiring dengan
penurunan suhunya dan membentuk planet
dalam dan planet luar. Laplace berpendapat bahwa orbit berbentuk
hampir melingkar dari planet-planet merupakan konsekuensi dari pembentukan
mereka.[3]
Hipotesis
Planetisimal
Hipotesis planetisimal pertama kali
dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlin dan Forest
R. Moulton pada tahun 1900. Hipotesis planetisimal mengatakan bahwa Tata Surya kita
terbentuk akibat adanya bintang lain yang lewat cukup dekat dengan Matahari,
pada masa awal pembentukan Matahari. Kedekatan tersebut menyebabkan terjadinya
tonjolan pada permukaan Matahari, dan bersama proses internal Matahari, menarik
materi berulang kali dari Matahari. Efek gravitasi bintang mengakibatkan
terbentuknya dua lengan spiral yang memanjang dari Matahari. Sementara sebagian
besar materi tertarik kembali, sebagian lain akan tetap di orbit, mendingin dan
memadat, dan menjadi benda-benda berukuran kecil yang mereka sebut planetisimal
dan beberapa yang besar sebagai protoplanet.
Objek-objek tersebut bertabrakan dari waktu ke waktu dan membentuk planet dan
bulan, sementara sisa-sisa materi lainnya menjadi komet dan asteroid.
Hipotesis
Pasang Surut Bintang
Hipotesis pasang surut bintang pertama kali
dikemukakan oleh James Jeans pada tahun 1917. Planet dianggap
terbentuk karena mendekatnya bintang lain kepada Matahari. Keadaan yang hampir
bertabrakan menyebabkan tertariknya sejumlah besar materi dari Matahari dan
bintang lain tersebut oleh gaya pasang surut bersama mereka, yang kemudian
terkondensasi menjadi planet.[3]
Namun astronom Harold Jeffreys tahun 1929 membantah bahwa tabrakan
yang sedemikian itu hampir tidak mungkin terjadi.[3]
Demikian pula astronom Henry Norris Russell mengemukakan keberatannya
atas hipotesis tersebut.[4]
Hipotesis
Kondensasi
Hipotesis kondensasi mulanya dikemukakan oleh
astronom Belanda yang bernama G.P. Kuiper (1905-1973)
pada tahun 1950.
Hipotesis kondensasi menjelaskan bahwa Tata Surya terbentuk dari bola kabut
raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa.
Hipotesis
Bintang Kembar
Hipotesis bintang kembar awalnya dikemukakan
oleh Fred
Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956. Hipotesis
mengemukakan bahwa dahulunya Tata Surya kita berupa dua bintang yang hampir
sama ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak meninggalkan
serpihan-serpihan kecil. Serpihan itu terperangkap oleh gravitasi bintang yang
tidak meledak dan mulai mengelilinginya.
Sejarah penemuan
Lima planet terdekat ke
Matahari selain Bumi
(Merkurius,
Venus, Mars, Yupiter dan Saturnus) telah
dikenal sejak zaman dahulu karena mereka semua bisa dilihat dengan mata telanjang.
Banyak bangsa di dunia ini memiliki nama sendiri untuk masing-masing planet.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
pengamatan pada lima abad lalu membawa manusia untuk memahami benda-benda
langit terbebas dari selubung mitologi. Galileo
Galilei (1564-1642) dengan teleskop refraktornya mampu menjadikan mata manusia
"lebih tajam" dalam mengamati benda langit yang tidak bisa diamati
melalui mata telanjang.
Karena teleskop Galileo bisa mengamati lebih
tajam, ia bisa melihat berbagai perubahan bentuk penampakan Venus, seperti Venus
Sabit atau Venus Purnama sebagai akibat perubahan posisi Venus terhadap
Matahari. Penalaran Venus mengitari Matahari makin memperkuat teori heliosentris,
yaitu bahwa Matahari adalah pusat alam semesta, bukan Bumi, yang sebelumnya
digagas oleh Nicolaus Copernicus (1473-1543). Susunan
heliosentris adalah Matahari dikelilingi oleh Merkurius
hingga Saturnus.
Model
heliosentris dalam manuskrip Copernicus.
Teleskop Galileo terus disempurnakan oleh
ilmuwan lain seperti Christian Huygens (1629-1695) yang menemukan Titan, satelit Saturnus,
yang berada hampir 2 kali jarak orbit Bumi-Yupiter.
Perkembangan teleskop juga diimbangi pula
dengan perkembangan perhitungan gerak benda-benda langit dan hubungan satu
dengan yang lain melalui Johannes Kepler (1571-1630) dengan Hukum
Kepler. Dan puncaknya, Sir
Isaac Newton (1642-1727) dengan hukum
gravitasi. Dengan dua teori perhitungan inilah yang memungkinkan pencarian
dan perhitungan benda-benda langit selanjutnya
Pada 1781, William
Herschel (1738-1822) menemukan Uranus. Perhitungan cermat orbit Uranus menyimpulkan bahwa
planet ini ada yang mengganggu. Neptunus ditemukan pada Agustus 1846. Penemuan Neptunus
ternyata tidak cukup menjelaskan gangguan orbit Uranus. Pluto kemudian
ditemukan pada 1930.
Pada saat Pluto ditemukan, ia hanya diketahui
sebagai satu-satunya objek angkasa yang berada setelah Neptunus. Kemudian pada
1978, Charon, satelit yang mengelilingi Pluto ditemukan,
sebelumnya sempat dikira sebagai planet yang sebenarnya karena ukurannya tidak
berbeda jauh dengan Pluto.
Para astronom kemudian menemukan sekitar 1.000
objek kecil lainnya yang letaknya melampaui Neptunus (disebut objek trans-Neptunus), yang juga mengelilingi
Matahari. Di sana mungkin ada sekitar 100.000 objek serupa yang dikenal sebagai
Objek Sabuk
Kuiper (Sabuk Kuiper adalah bagian dari objek-objek trans-Neptunus).
Belasan benda langit termasuk dalam Objek Sabuk Kuiper di antaranya Quaoar
(1.250 km pada Juni 2002), Huya (750 km pada Maret 2000), Sedna (1.800 km
pada Maret 2004), Orcus,
Vesta, Pallas, Hygiea, Varuna,
dan 2003 EL61 (1.500 km pada Mei
2004).
Penemuan 2003 EL61 cukup
menghebohkan karena Objek Sabuk Kuiper ini diketahui juga memiliki satelit pada
Januari 2005 meskipun berukuran lebih kecil dari Pluto. Dan puncaknya adalah
penemuan UB 313
(2.700 km pada Oktober 2003) yang diberi nama oleh penemunya Xena. Selain lebih
besar dari Pluto, objek ini juga memiliki satelit.
Struktur
Perbanding
relatif massa planet. Yupiter adalah 71% dari total dan Saturnus 21%. Merkurius
dan Mars, yang total bersama hanya kurang dari 0.1% tidak nampak dalam diagram
di atas.
Orbit-orbit
Tata Surya dengan skala yang sesungguhnya
Illustrasi
skala
Komponen utama sistem Tata Surya adalah matahari,
sebuah bintang
deret
utama kelas G2 yang mengandung 99,86 persen massa dari sistem dan
mendominasi seluruh dengan gaya gravitasinya.[5] Yupiter dan Saturnus, dua
komponen terbesar yang mengedari Matahari, mencakup kira-kira 90 persen massa
selebihnya.[c]
Hampir semua objek-objek besar yang mengorbit
Matahari terletak pada bidang edaran bumi, yang umumnya dinamai ekliptika.
Semua planet
terletak sangat dekat pada ekliptika, sementara komet dan objek-objek sabuk
Kuiper biasanya memiliki beda sudut yang sangat besar dibandingkan ekliptika.
Planet-planet dan objek-objek Tata Surya juga
mengorbit mengelilingi Matahari berlawanan dengan arah jarum jam jika dilihat
dari atas kutub utara Matahari, terkecuali Komet
Halley.
Hukum
Gerakan Planet Kepler menjabarkan bahwa orbit dari objek-objek Tata Surya
sekeliling Matahari bergerak mengikuti bentuk elips dengan Matahari sebagai
salah satu titik fokusnya. Objek yang berjarak lebih dekat dari Matahari (sumbu
semi-mayor-nya lebih kecil) memiliki tahun waktu yang lebih pendek. Pada
orbit elips, jarak antara objek dengan Matahari bervariasi sepanjang tahun.
Jarak terdekat antara objek dengan Matahari dinamai perihelion,
sedangkan jarak terjauh dari Matahari dinamai aphelion. Semua
objek Tata Surya bergerak tercepat di titik perihelion dan terlambat di titik
aphelion. Orbit planet-planet bisa dibilang hampir berbentuk lingkaran,
sedangkan komet, asteroid dan objek sabuk Kuiper kebanyakan orbitnya berbentuk elips.
Untuk mempermudah representasi, kebanyakan
diagram Tata Surya menunjukan jarak antara orbit yang sama antara satu dengan
lainnya. Pada kenyataannya, dengan beberapa perkecualian, semakin jauh letak
sebuah planet atau sabuk dari Matahari, semakin besar jarak antara objek itu
dengan jalur edaran orbit sebelumnya. Sebagai contoh, Venus terletak
sekitar sekitar 0,33 satuan astronomi (SA) lebih dari Merkurius[d],
sedangkan Saturnus
adalah 4,3 SA dari Yupiter, dan Neptunus terletak 10,5 SA dari Uranus. Beberapa
upaya telah dicoba untuk menentukan korelasi jarak antar orbit ini (hukum Titus-Bode), tetapi
sejauh ini tidak satu teori pun telah diterima.
Hampir semua planet-planet di Tata Surya juga
memiliki sistem sekunder. Kebanyakan adalah benda pengorbit alami yang disebut
satelit. Beberapa benda ini memiliki ukuran lebih besar dari planet. Hampir
semua satelit
alami yang paling besar terletak di orbit sinkron, dengan satu sisi satelit
berpaling ke arah planet induknya secara permanen. Empat planet terbesar juga
memliki cincin yang berisi partikel-partikel kecil yang mengorbit secara
serempak.
Terminologi
Secara informal, Tata Surya dapat dibagi
menjadi tiga daerah. Tata Surya bagian dalam mencakup empat planet
kebumian dan sabuk asteroid utama. Pada daerah yang lebih jauh,
Tata Surya bagian luar, terdapat empat gas planet raksasa.[6] Sejak
ditemukannya Sabuk Kuiper, bagian terluar Tata Surya dianggap
wilayah berbeda tersendiri yang meliputi semua objek melampaui Neptunus.[7]
Secara dinamis dan fisik, objek yang
mengorbit matahari
dapat diklasifikasikan dalam tiga golongan: planet, planet
kerdil, dan benda kecil Tata Surya. Planet adalah sebuah
badan yang mengedari Matahari dan mempunyai massa cukup besar untuk membentuk
bulatan diri dan telah membersihkan orbitnya dengan menginkorporasikan semua
objek-objek kecil di sekitarnya. Dengan definisi ini, Tata Surya memiliki
delapan planet: Merkurius, Venus, Bumi,
Mars, Yupiter, Saturnus, dan Neptunus. Pluto telah
dilepaskan status planetnya karena tidak dapat membersihkan orbitnya dari
objek-objek Sabuk Kuiper.[8]
Planet kerdil adalah benda angkasa bukan
satelit yang mengelilingi Matahari, mempunyai massa yang cukup untuk bisa
membentuk bulatan diri tetapi belum dapat membersihkan daerah sekitarnya.[8]
Menurut definisi ini, Tata Surya memiliki lima buah planet kerdil: Ceres, Pluto, Haumea, Makemake, dan Eris.[9]
Objek lain yang mungkin akan diklasifikasikan sebagai planet kerdil adalah: Sedna, Orcus, dan Quaoar. Planet
kerdil yang memiliki orbit di daerah trans-Neptunus biasanya disebut
"plutoid".[10]
Sisa objek-objek lain berikutnya yang mengitari Matahari adalah benda kecil
Tata Surya.[8]
Ilmuwan ahli planet menggunakan istilah gas,
es, dan batu untuk mendeskripsi kelas zat yang terdapat di dalam Tata Surya. Batu
digunakan untuk menamai bahan bertitik lebur tinggi (lebih besar dari 500 K),
sebagai contoh silikat.
Bahan batuan ini sangat umum terdapat di Tata Surya bagian dalam, merupakan
komponen pembentuk utama hampir semua planet kebumian dan asteroid. Gas adalah
bahan-bahan bertitik lebur rendah seperti atom hidrogen, helium, dan gas mulia,
bahan-bahan ini mendominasi wilayah tengah Tata Surya, yang didominasi oleh
Yupiter dan Saturnus. Sedangkan es, seperti air, metana, amonia dan karbon
dioksida,[11]
memiliki titik lebur sekitar ratusan derajat kelvin. Bahan ini merupakan
komponen utama dari sebagian besar satelit planet raksasa. Ia juga merupakan
komponen utama Uranus
dan Neptunus
(yang sering disebut "es raksasa"), serta berbagai benda kecil yang
terletak di dekat orbit Neptunus.[12]
Istilah volatiles mencakup semua bahan
bertitik didih rendah (kurang dari ratusan kelvin), yang termasuk gas dan es;
tergantung pada suhunya, 'volatiles' dapat ditemukan sebagai es, cairan, atau gas
di berbagai bagian Tata Surya.
Zona planet
Zona Tata
Surya yang meliputi, planet bagian dalam, sabuk asteroid, planet bagian luar,
dan sabuk
Kuiper. (Gambar tidak sesuai skala)
Di zona planet dalam, Matahari adalah
pusat Tata Surya dan letaknya paling dekat dengan planet Merkurius
(jarak dari Matahari 57,9 × 106 km, atau 0,39 SA),
Venus
(108,2 × 106 km, 0,72 SA), Bumi
(149,6 × 106 km, 1 SA) dan Mars
(227,9 × 106 km, 1,52 SA). Ukuran diameternya
antara 4.878 km dan 12.756 km, dengan massa jenis antara
3,95 g/cm3 dan 5,52 g/cm3.
Antara Mars dan Yupiter terdapat
daerah yang disebut sabuk asteroid, kumpulan batuan metal dan mineral.
Kebanyakan asteroid-asteroid ini hanya berdiameter beberapa kilometer (lihat: Daftar asteroid), dan
beberapa memiliki diameter 100 km atau lebih. Ceres, bagian dari
kumpulan asteroid ini, berukuran sekitar 960 km dan dikategorikan sebagai planet
kerdil. Orbit asteroid-asteroid ini sangat eliptis, bahkan beberapa
menyimpangi Merkurius
(Icarus)
dan Uranus (Chiron).
Pada zona planet luar, terdapat planet gas
raksasa Yupiter
(778,3 × 106 km, 5,2 SA), Uranus
(2,875 × 109 km, 19,2 SA) dan Neptunus
(4,504 × 109 km, 30,1 SA) dengan massa jenis
antara 0,7 g/cm3 dan 1,66 g/cm3.
Jarak rata-rata antara planet-planet dengan
Matahari bisa diperkirakan dengan menggunakan baris matematis Titus-Bode.
Regularitas jarak antara jalur edaran orbit-orbit ini kemungkinan merupakan
efek resonansi sisa dari awal terbentuknya Tata Surya. Anehnya, planet Neptunus tidak
muncul di baris matematis Titus-Bode, yang membuat para pengamat berspekulasi
bahwa Neptunus merupakan hasil tabrakan kosmis.
Matahari
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Matahari
Matahari
dilihat dari spektrum sinar-X
Matahari adalah
bintang induk Tata Surya dan merupakan komponen utama sistem Tata Surya ini. Bintang ini
berukuran 332.830 massa bumi.
Massa yang besar ini menyebabkan kepadatan inti yang cukup besar untuk bisa
mendukung kesinambungan fusi nuklir dan menyemburkan sejumlah energi yang
dahsyat. Kebanyakan energi ini dipancarkan ke luar angkasa dalam bentuk radiasi
eletromagnetik, termasuk spektrum optik.
Matahari dikategorikan ke dalam bintang
kerdil kuning (tipe G V) yang berukuran tengahan, tetapi nama ini bisa
menyebabkan kesalahpahaman, karena dibandingkan dengan bintang-bintang yang ada
di dalam galaksi Bima Sakti, Matahari termasuk cukup besar dan cemerlang.
Bintang diklasifikasikan dengan diagram Hertzsprung-Russell, yaitu
sebuah grafik yang menggambarkan hubungan nilai luminositas
sebuah bintang terhadap suhu permukaannya. Secara umum, bintang yang lebih
panas akan lebih cemerlang. Bintang-bintang yang mengikuti pola ini dikatakan
terletak pada deret utama, dan Matahari letaknya persis di tengah
deret ini. Akan tetapi, bintang-bintang yang lebih cemerlang dan lebih panas
dari Matahari adalah langka, sedangkan bintang-bintang yang lebih redup dan
dingin adalah umum.[13]
Dipercayai bahwa posisi Matahari pada deret
utama secara umum merupakan "puncak hidup" dari sebuah bintang,
karena belum habisnya hidrogen yang tersimpan untuk fusi nuklir. Saat ini
Matahari tumbuh semakin cemerlang. Pada awal kehidupannya, tingkat
kecemerlangannya adalah sekitar 70 persen dari kecermelangan sekarang.[14]
Matahari secara metalisitas
dikategorikan sebagai bintang "populasi I". Bintang kategori ini
terbentuk lebih akhir pada tingkat evolusi alam
semesta, sehingga mengandung lebih banyak unsur yang lebih berat daripada
hidrogen dan helium ("metal" dalam sebutan astronomi) dibandingkan
dengan bintang "populasi II".[15]
Unsur-unsur yang lebih berat daripada hidrogen dan helium terbentuk di
dalam inti bintang purba yang kemudian meledak. Bintang-bintang generasi
pertama perlu punah terlebih dahulu sebelum alam semesta dapat dipenuhi oleh
unsur-unsur yang lebih berat ini.
Bintang-bintang tertua mengandung sangat
sedikit metal, sedangkan bintang baru mempunyai kandungan metal yang lebih
tinggi. Tingkat metalitas yang tinggi ini diperkirakan mempunyai pengaruh
penting pada pembentukan sistem Tata Surya, karena terbentuknya planet adalah
hasil penggumpalan metal.[16]
Medium antarplanet
Lembar aliran
heliosfer, karena gerak rotasi magnetis Matahari terhadap medium
antarplanet.
Di samping cahaya, matahari juga
secara berkesinambungan memancarkan semburan partikel bermuatan (plasma) yang
dikenal sebagai angin surya. Semburan partikel
ini menyebar keluar kira-kira pada kecepatan 1,5 juta kilometer per jam,[17]
menciptakan atmosfer tipis (heliosfer) yang merambah Tata Surya paling tidak sejauh 100
SA (lihat juga heliopause). Kesemuanya ini disebut medium antarplanet.
Badai geomagnetis pada permukaan Matahari,
seperti semburan Matahari (solar
flares) dan lontaran massa korona (coronal mass
ejection) menyebabkan gangguan pada heliosfer, menciptakan cuaca ruang
angkasa.[18]
Struktur terbesar dari heliosfer dinamai lembar aliran
heliosfer (heliospheric current sheet), sebuah spiral yang terjadi
karena gerak rotasi magnetis Matahari terhadap medium antarplanet.[19][20] Medan magnet
bumi mencegah atmosfer bumi berinteraksi dengan angin surya. Venus dan Mars yang tidak
memiliki medan magnet, atmosfernya habis terkikis ke luar angkasa.[21]
Interaksi antara angin surya dan medan magnet bumi menyebabkan terjadinya aurora, yang dapat
dilihat dekat kutub magnetik bumi.
Heliosfer juga berperan melindungi Tata Surya
dari sinar
kosmik yang berasal dari luar Tata Surya. Medan magnet planet-planet
menambah peran perlindungan selanjutnya. Densitas sinar
kosmik pada medium antarbintang dan kekuatan medan magnet
Matahari mengalami perubahan pada skala waktu yang sangat panjang, sehingga
derajat radiasi kosmis di dalam Tata Surya sendiri adalah bervariasi, meski
tidak diketahui seberapa besar.[22]
Medium antarplanet juga merupakan tempat
beradanya paling tidak dua daerah mirip piringan yang berisi debu kosmis. Yang
pertama, awan debu zodiak, terletak di Tata Surya bagian dalam dan merupakan
penyebab cahaya zodiak. Ini kemungkinan terbentuk dari tabrakan dalam sabuk
asteroid yang disebabkan oleh interaksi dengan planet-planet.[23]
Daerah kedua membentang antara 10 SA sampai sekitar 40 SA, dan mungkin
disebabkan oleh tabrakan yang mirip tetapi tejadi di dalam Sabuk
Kuiper.[24][25]
Tata Surya bagian dalam
Tata Surya bagian dalam adalah nama umum yang
mencakup planet kebumian dan asteroid.
Terutama terbuat dari silikat dan logam, objek dari Tata Surya bagian dalam
melingkup dekat dengan matahari, radius dari seluruh daerah ini lebih pendek dari
jarak antara Yupiter dan Saturnus.
Mercurius
: 59 Earth days
Venus: 243 Earth days
Earth: 23 hours, 56 minutes, 4 seconds
Mars: 24 hours, 37 minutes, 23 seconds
Jupiter: 9 hours and 55 minutes
Saturn: 10 hours, 40 min, 24 sec
Uranus: 17 hours
Neptune: 16 hours and 7 minutes
Venus: 243 Earth days
Earth: 23 hours, 56 minutes, 4 seconds
Mars: 24 hours, 37 minutes, 23 seconds
Jupiter: 9 hours and 55 minutes
Saturn: 10 hours, 40 min, 24 sec
Uranus: 17 hours
Neptune: 16 hours and 7 minutes
Comments
it's amazing article.
Also visit my weblog - pruner pole
the nice work.
Feel free to surf to my web page; electronic toys
My web page :: shelf brackets
Look advanced to far added agreeable from you! By the way, how
can we communicate?
my blog - carhartt work boots
talking about! Thanks
Here is my page; catholic
the article you write. The sector hopes for even more
passionate writers such as you who are not afraid to say how they believe.
Always follow your heart.
Also visit my weblog - timex ironman heart rate monitor
web page and be updated with the hottest news update posted here.
Feel free to surf to my homepage; pole pruners
oakley jupiter squared replacement lenses
cheap oakley sunglasses from china
should be ready to commit to lifelong changes inside their
"AAAARGH, " your lover finally cried, let go in the weight. She shook the pain outside of
Okay, so women will be twenty years behind the men; but who
you are still important, you are still loved, you are still cared for,
Why are blonde jokes usually only 1 liner's?
decided that this individual could walk off just about any after-effects before reaching residence.
SAVILLE: I'm feared in every girls' school in the country.
Someone who worships the bark belonging to the tree that is certainly not there.
\verb|\newtheorem| works extremely well in two ways.
mob naturally bent on doing injury. Jesus elbows his way from the crowd to
only two. An English mathematician appeared to be asked by his quite religious colleague:
A. Possibly not, as far we can see.
[url=http://coach-outletonline.blogspot.com/]coach outlet online[/url]
" Just what exactly do pagans put his or her trash in?
this serps (thanks to Gernot Salzer for pointing this out).
During the headline round:
[url=http://coach-outletonline.blogspot.com/]coach outlet online[/url]
stress. This personality difference is for the best
Currently we have been training our clients in-home along with at outside training services, whichever makes each clientele most comfortable. Ultimately we are striving to own and manage our own training facility. We envision our future space not only upholding our fitness attitudes, but eventually becoming a fundamental element of the surrounding Chicago community, supporting local artists and aiding in almost every other community goals and goals.
does not "Explode! " on cue on the Rose City Bench-Press
[url=http://coach-outletonline.blogspot.com/]coach outlet online[/url]